Resensi Novel "Sabdo Cinta Angon Kasih: Nostalgia Fenomena Viral di Nusantara"


Sabdo Cinta Angon Kasih: Nostalgia Fenomena Viral di Nusantara

 
Judul               : Sabdo Cinta Angon Kasih
Pengarang       : Sujiwo Tejo
Penerbit           : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit   : 2018
Tebal               : 251 Halaman
Genre              : Fiksi – Novel Sosial Budaya
Novel Sabdo Cinta Angon Kasih menceritakan tentang perjalanan dua mahluk spiritual yang akan datang ke nusantara. Tokoh tersebut ialah Sabdo Palon dan Budak Angon. Sabdo Palon adalah abdi setia Bre Kertabumi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Prabu Brawijaya V, sedangkan Budak Angon adalah abdi setia raja besar Pajajaran Prabu Siliwangi. Dua tokoh tersebut ialah tokoh yang ada di dalam ramalan akbar Jawa dan Sunda. Di dalam perjalanannya Sabdo Palon dan Budak Angon bertemu dengan Mbok Jamu— yang oleh Budak Angon dianggap sebagai samaran Dewi Candrawati, putri Prabu Brawijaya V.
Mbok Jamu dalam cerita tersebut digambarkan sebagai sosok yang memberikan kebahagiaan bagi orang-orang yang datang kepadanya. Sosok Mbok Jamu adalah sosok perempuan yang cantik, ia memiliki rambut hitam kehijauan, lereng keningnya bening, dan juga ia pintar memosisikan diri sebagai konco wingking. Selain Sabdo Palon, Budak Angon, dan Mbok Jamu, terdapat pula tokoh Ki Amongraga dan Ong King Hong sebagai pelengkap cerita. Tak luput pula, tokoh punakawan yaitu, Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.
Dalam novel Sabdo Cinta Angon Kasih, Sujiwo Tejo menceritakan sosok Sabdo Palon yang didongengkan oleh tokoh Petruk. Cerita-cerita yang tersusun, menjadi lebih menarik dikarenakan selalu terdapat fenomena atau peristiwa yang pernah viral di Indonesia. Sabdo Palon dan Budak Angon adalah dua sosok yang menjadi tanda bahwa ramalan akbar dari dua kerajaan besar di nusantara benar adanya. Masyarakat dapat menerka-nerka dengan pertanda-pertanda yang ada sehingga dapat menguhubungkan dengan kehadiran Sabdo Palon dan Budak Angon.
Kebanyakan orang memang tak pernah peka membaca pertanda. Berbeda dengan Sabdo Palon dan Budak Angon, mahkluk spiritual dari Majapahit dan Pajajaran yang selalu mengikuti Mbok Jamu dalam senyap. Mereka yakin, Mbok Jamu bukanlah perempuan biasa, melainkan putri raja yang menitis ke dalam raga rakyat biasa. Meski terlihat tak berkuasa, ia mampu menjadi kemenangan dalam kompetisi pilpres tahun kapanpun.
Dari tulisan di atas yang terdapat dalam sinopsis, novel tersebut merupakan novel yang dapat merefleksikan kehadiran Sabdo Palon dan Budak Angon. Di dalam novel, fenomena-fenomena yang menjadi bahan pertanda adalah fonemena yang pernah viral di nusantara. Seperti fenomena saat Zaskia Gotic yang dijadikan Duta Pancasila setelah ia dinyatakan menistakan pancasila ketika tampil di suatu acara di stasiun televisi. Selain itu, novel tersebut juga menyindir sosok Setyo Novanto— ketua umum partai Golkar yang mengantuk dan nyaris terjatuh saat berdiri mengheningkan cipta di Munaslub Golkar. Adapula cerita yang menyindir tentang pesawat Lion Air JT 161 dari Singapura yang mendarat dipenerbangan domestik Bandara Soekarno Hatta. Kabar tersebut lalu tersebar di sosial media dan memancing warganet berkomentar tentang mudahnya warga asing memasuki Indonesia tanpa lewat pos imigrasi.
Selain menyindir fenomena yang ada di nusantara, di dalam novel tersebut juga terdapat pemikiran-pemikiran Sujiwo Tejo yang bisa dijadikan pengingat dan penyemangat. Misalnya kalimat ‘Menjadi pendukung siapa pun silakan, tetapi tetaplah bernalar’, di zaman sekarang kebanyakan pendukung akan berbuat semuanya dan selalu membela yang didukung hingga lupa akan nalarnya. Hal tersebut tentunya akan lebih membahayakan, karena dapat merusak kesatuan nusantara. Adapula pemikiran Sujiwo Tejo dalam buku tersebut yang viral di sosial media yaitu kalimat “Menghina Tuhan itu ndak harus membakar kitab suci-Nya. Kamu khawatir ndak bisa makan, khawatir ndak dapat jodoh. Kamu sudah menghina Tuhan.” Hal tersebut mengingatkan bahwa, sesungguhnya jodoh, rezeki, dan maut sudah diatur oleh Tuhan, sehingga sebagai seorang manusia hendaknya tidak lupa akan hal itu.
Sebenarnya di dalam novel tersebut tidak hanya menyindir fenomena-fenomena viral yang pernah terjadi di Nusantara, ataupun pemikiran-pemikiran Sujiwo Tejo. Novel tersebut juga menyindir tentang pemerintahan Indonesia dan permasalahan-permasalahannya. Misalnya, sengketa reklamasi Teluk Jakarta, polemik rencana pembangunan rumah sakit kanker di DKI Jakarta pada masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, dan saat Presiden Joko Widodo menandatangani Perppu Nomor 1/2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 23/2002 tentang perlindungan Anak. Novel Sabdo Cinta Angon Kasih dikemas dalam sekumpulan cerita jenaka. Novel ini cocok sebagai rekomendasi bacaan untuk bernostalgia tentang peristiwa-peristiwa viral yang pernah terjadi di Nusantara.

Komentar